Oleh: Peni Widi Hastuti
Bengkuang
bukan sekedar pemutih kulit. Antioksidan yang ada pada bahan panganan ini
bersifat anti kanker dan mampu mencegah penyakit degeneratif lainnya. Bengkuan
bisa juga dipakai untuk mengatasi wasir dan demam. Tanaman bengkuang tergolong
ke dalam suku polong-polongan atau Fabacae.
Dalam kehidupan sehari-hari, yang disebut bengkuang adalah umbi (cormus) dari tanaman bengkuang (pachyrrhizus erosus). Bengkuang
biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar utuh atau sebagai bagian dari rujak,
asinan, manisan, salad, koktail atau jus. Penambahan madu dan jeruk nipis
diyakini dapat mencegah sariawan. Selain sebagai bahan pangan, umbi bengkuang
scara tradisional juga sangat dikenal dalam dunia kecantikan, yaitu sebagai
masker kecantikan dan menyegarkan kulit. Di kedidupan modern saat ini, masker
bengkuang telah dipasarkan dalam bentuk bubuk siap pakai.
Berawal dari Ambon
Menurut
sejarahnya, tanaman bengkuang berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan,
khususnya daerah Meksiko. Awalnya tanaman bengkuang dianggap sebagai
obat-obatan oleh suku Az-tec terutama
karena manfaat bijinya. Selanjutnya oleh bangsa spanyol, bengkuang disebarkan
ke daerah Filipina. Kedatangan Spanyol ke Asian pada abad ke-17 tersebut mempunyai
andil besar dalam menyebarkan tanaman bengkuang hingga ke seluruh negara Asia
dan Pasifik. Tanaman masuk ke Indonesia dari Manila melalui Ambon. Berwaal dari
Ambon, bengkuang kemudian dibudidayakan ke seluruh pelosok negeri ini. Sentra
produksi bengkuang saat ini adalah Jawa, Madura dan di beberapa daerah lain
terutama di dataran rendah. Dalam [praktik budidaya, tanaman bengkuang sering
di tanam di sela-sela tanaman lada. Hal ini dikarenakan akar tanaman bengkuang
memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dan udara. Dengan kondisi
berbagai iklim khususnya tropis basah, bengkuang dapat beradaptasi dan tumbuh
dengan baik. Keberadaan tanaman bengkuang yang dapat memfiksasi nitrogen
membuat suplai nitrogen bagi tanaman lada tercukupi, sehinggatidak perlu
penambahan unsur nitrogendari luar (berupa pupuk urea).
Bengkuang
merupakan tanaman merambat, berdaun majemuk dengan tiga anak daun. Buganya
bersusun menghasilkan buah benrbentuk polong, berisi emapat sampai sembilan
biji dan berbulu halus. Tanaman bengkuang merupakan tanaman tahunan yang
menghasilkan umbi akar dengan bentuk membulat seperti gasing. Kulit umbi tipis
dan berwarna kuning pucat. Bagian dalam umbi berwarna putih, mengandung air dan
rasanya manis. Umbi bengkuang tidak tahan suhu rendah, sehingga mudah mengalami
kerusakan. Karena itu umbi setidaknya disimpan pada temapat kering bersuhu maksimal
16°C. Penyimpanan pada suhu yang sesuai akan membuat bengkuang tahan
sekitar 2 bulan.
Mineral dan Vitamin C
Umbi
merupakan bagian yang dikonsumsi dari tanaman bengkuang. Bagian dalam umbi
mengandung gula, pati dan oligosakarida yang dikenal dengan nama inulin.
Uniknya, inulin tidak dapat segera diasup oleh tubuh sebagai sumber gula,
tetapi perlu proses pemecahan lebih lanjut oleh enzim inulinase. Sifat inulin
ini sangat berguna untuk aplikasi produk bagi penderita diabetes melitus maupun
yang sedang berdiet rendah kalori. Umbi bengkuang sering dikonsumsi karena
dinggap memberi efek segar. Efek ini muncul karena kandungan air pada umbi yamg
cukup tinggi, yaitu sekitar 86 hingga 90 persen. Kadar airyanng tinggi dapat
menggantikan cairan tubuh, sehingga kita mersa segar. Selain itu, bengkuang
juga mengandung mineral tinggi. Mineral yang terkandung dalam bengkuang yang
paling dominan adalah fosfor, zat besi serta kalsium. Kandungan vitamin C yang
cukup tinggi (20 mg/100g), memungkinkan bengkuang digunakn sebagai sumber
antioksidan yang potensialuntuk menangkal serangan radikal bebas penyebab
kanker dan penyakit degenaritif.
Sebagai Obat Luar Dalam
Hippocrates
seorang filsuf yunani kuno pernah menyatakan let food be your medicine (gunakanlah makanan sebagai obatmu).
Salah satu bahan pangan yang dapat digunakan sebagai obat adalah bengkuang. Banyaknya
khasiat dalam bengkuangtidak hanya enak dinikmati sebagai bahan pangan, tetapi
juga bermanfaat sebagai obat. Komposisi kimia yang sedemikan rupa memungkinkan
umbi bengkuang untuk digunakan sebagai obat, baik obat luar maupun obat dalam.
Sebgai obat luar, bengkuang terlebih dahulu harus dihaluskan dan ditempelkan di
bagian-bagian tubuh tertentu. Untuk pengobatan dalam, bengkuang dapat mengatasi
berbagai penyakit seperti diabetes, demam, eksim, sriawan da wasir. Selain umbi
bagian tanaman lainnya yang dapat digunakan sebagai obat adalah akar, biji, dan
tangkainya. Untuk pengidap diabetes, bengkuang dapat diparut, disaring kemudian
diminum bagian cairannya dua kali sehari. Walaupun bengkuang memiliki
famakologis sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti demam, penyakit kulit,
dan nyeri perut tumbuhan ini juga berbahaya karena mengandung racun di bagian
biji dan daunnya. Penggunaan pada bagian biji dan daun perlu diwaspadai agar
tidak terjadi keracunan.
Identik dengan Pemutih Kulit
Bengkuang
tidak hanya digunakan pada bidang kesehatan dan pangan, bengkuang juga
digunakan pada produk-produk kecantikan.bagian akar atau umbi bengkuang
dimanfaatkan sebagai bedak dingin untuk perawatan wajah, sehingga wajah
terlihat lebih segar, halus dan putih. Manfaatnya sebagai kosmetik, membuat
bengkuang identik dengan efek pemutihan kulit. Bengkuang dalam bentuk ramuan
masker dipercaya dapat menghaluskan, memutihkan serta menghilangkan flek atau
noda hitam pada wajah.
Pengganti Terapi sulih Hormon
Tingginya
tingkat penyakit penyakit kronis di kalangan wanita pasca menopouse menyebabkan
semakin banyaknya pemakaian terapi sulih hormon (hormon replacement therapy), yaitu dengan menggunakan hormon
estrogen. Sejatinya sulih hormon estrigen harus dipikirkan baik-baik. Sebuah
studi menunjukkan bahwa terapi tersebut dalam waktu lama akan menyebabkan
risiko kanker tertentu, khususnya kanker payudara dan kanker rahim. Isoflavon
memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan estrogen, serta memiliki
kemampuan untuk berkaitan dengan reseptor estrogen yang terdapat di dalam sel.
Isoflavon sering disebut fitoestrogen, yaitu esterogen yang berasal dari nabati
(tanaman). Senyawa isoflavon telah dilaporkan memiliki aktivitas estrogenik.
Itulah sebabnya, isoflavon dapat digunakan sebagai terapi nonhormonal atau
alternatif untuk terapi sulih hormon estrogen. Belakangan diketahui isoflavon
tidak hanya terdapat pada kedelai, tetapi pada bahan pangan lainnya seperti
umbi bengkuang.
Isoflavon
telah terbukti mampu memberikan efek farmakoligis, seperti: 1) mengurangi
risiko kanker payudara, ovarium, dan kanker prostat, 2) menurunkan kadar
kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik
(HDL), 3) menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, 4) bersifat antimutagenis
(mencegah mutasi gen), serta 5) mencegah osteoporosis pada wanita pasca
menopause.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar