Jumat, 11 Oktober 2013

TEORI BELAJAR GAGNE

A.  Objek Belajar Matematika
  Komponen-komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat digambarkan  sebagai  S - R.  Sadalah  situasi  yang  memberi   stimulus, R  adalah  respons  atas  stimulus  itu,  dan  garis  di  antaranya adalah    hubungan  di antara   stimulus  dan   respon  yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf di mana terjadi transformasi perangsang yang diterima melalui alat dria. Stimulus ini merupakan input yang berada di luar individu dan respon adalah outputnya,  yang  juga berada  di  luar  individu sebagai hasil  belajar yang dapat diamati.

         Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan dan mengaplikasikan teori-teorinya tentang belajar. Menurut gagne (dalam Ismail, 1998), objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tidak langsung. Objek lagsung adalah transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek langsung belajar matematika adalah fakta, ketrampilan, konsep, dan prinsip.
1.    Fakta adalah perjanjian-perjanjian dalam matematika seperti simbol-simbol matematika, kaitan simbol “3” dengan kata “tiga” merupakan contoh fakta. Contoh lain fakta : “+” adalah simbol dari operasi penjumlahan dan sinus adalah nama suatu fungsi khusus dalam trigonometeri.
2.    Ketrampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Misalnya pembagian cara singkat, penjumlahan pecahan dan perkalian pecahan.
3.    Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Himpunan, segitiga, kubus, dan jari-jari adalah merupakan konsep dalam matematika.
Prinsip merupakan objek yang paling kompleks. Prinsip adalah sederetan konsep beserta dengan hubungan diantara konsep-konsep tersebut. Contoh prinsip adalah dua segitiga dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen.

B.  Taksonimi Gagne
  Gagne mengembangkan tujuan-tujuan belajar yang dikenal dengan taksonomi Gagne. Menurut Gagne tingkahlaku manusia yang sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita dapat mengklasifikasikan tingkahlaku sedemikian rupa sehingga dapat diambil implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajr mengajar. Gagne mengemukakan bahwa ketrampilan-ketrampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemmapuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas.
 Kapabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki manusia karena ia belajar. Kapabilitas dapat diibaratkan sebagai tingkahlaku akhir dan ditempatkan pada puncak membentuk piramida. Misalnya seseorang tidak akan dapat menyelesaikan tugasnya apabila tidak terlebih dahulu mengerjakan tugas a dan b.
   Gagne mengemukakan 5 macam hasil belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu bersifat psikomotor. Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai berikut:
1.    Informasi Ferbal
 Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuan tentang fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh secara lisan, membaca buku dan sebagainya. Informasi ini dapat diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa dapat menyebutkan dalail Phytagoras yang berbunyi ,”pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.
2.    Ketrampilan Intelektual
 Kapabilitas ketrampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh melalui belajar.
       Kapabilitas ketrampilan intelektual menurut Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu,
a.    Belajar isyarat
Belajar isyarat atau belajar signal ialah belajar sesuatu yang tidak disengaja sebagai akibat adanya rangsangan. Misalnya sikap positif dari siswa dalam belajar matematika karena sikap atau ucapan guru yang menyenangkan.
b.    Belajar stimulus respon
Belajar pada tahap ini sudah disengaja dan responnya adalah jasmaniah. Misalnya siswa menyebutkan atau menuliskan beberapa contoh bilangan bulat yang negatif setelah guru memberikan penjelasan tentang bilangan bulat negatif.
c.    Rangkaian gerak
Belajar dalam bentuk perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus respon. Misalnya seseorang anak yang menggambar ruas garis melalui dua titik yang diketahui diawali dengan mengambil mistar, meletakkan mistar melalui dua titik, mengambil pensil (kapur tulis), dan akhirnya menarik ruas garis.
d.   Rangkaian verbal
Belajar yang berupa perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus respon. Misalnya menyatakan atau mengemukakan pendapat tentang simbol, definisi, aksioma, dalil dan semacamnya.
e.    Belajar membedakan
Belajar memisah-misahkan rangkaian yang bervariasi. Ada dua macam belajar membeda-bedakan, yaiutu belajar membedakan tunggal berupa pengertian siswa terhadap suatu lambang, misalnya lambang penarikan akar kuadrat. Sedangkan membedakan jamak adalah membedakan beberapa lambang tertentu misalnya lambang-lambang ruas garis, sinar, dan garis.
f.     Belajar konsep
Tipe belajar konsep ini disebut pula tipe belajar pengelompokkan, yaitu belajar mengenal atau melihat sifat bersama dari suatu benda atau peristiwa. Misalnya untuk memahami konsep lingkaran siswa mengamati cincin, gelang, permukaan drum, permukaan gelas, dan semacamnya.
g.    Belajar aturan
Pada tipe ini siswa diharap mampu memberikan respon terhadap semua stimulus dengan segala macam perbuatan misalnya siswa yang mampu menyebutkan sifat penyebaran perkalian terhadap penjumlahan, tetapi belum mampu menggunakan atau sebaliknya.
h.    Pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah tipe belajar yang paling tinggi. Sesuatu itu merupakan masalah bagi siswa bila sesuatu itu baru dikenalnya, tetapi siswa telah memiliki prasyaratnya, hanya siswa belum tahu proses algoritmanya (hitungan/penyelesaiannya). Sesuatu masalah bagi siswa tetapi bukan guru.
3.    Strategi kognitif
  Kapabilitas strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis. Kapabilitas ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir anak terarah. Contoh tingkahlaku akibat kapabilitas strategi kognitif, adalah menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah.
4.    Sikap
Kapabilitas sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut. Respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek mungkin positif mungkin pula negatif, hal ini tergantung kepada penilaian terhadap objek yang dimaksud, apakah sebagai objek yang penting atau tidak.
5.    Ketrampilan motorik
 Untuk mengetahui seseorang memiliki kapabilitas ketrampilan motorik, kita dapat melihtnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerak otot-otot, serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut. Kemapuan dalam mendemonstrasikan alat-alat peraga matematika merupakan salah satu contoh tingkahlaku kapabilitas ini.

C.  Implementasi Teori Belajar Gagne Dalam Pembelajaran Matematika
       Dalam pembelajaran menurut Gagne, peranan guru hendaknya lebih banyak membimbing peserta didik. Guru dominan sekali peranannya dalam membimbing peserta didik. Di dalam memberikan serentetan kegiatan dengan sebagai berikut:
1.    Membangkitkan dan memelihara perhatian
2.    Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan ketrampilan yang relevan sebagai prasyarat
3.    Menyajikan situasi atau pelajaran baru
4.    Memberikan bimbingan belajar
5.    Memberikan Feedback atau balikan
6.    Menilai hasil belajar
7.    Mengupayakan transfer belajar
8.    Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari
 Menurut Gagne, sasaran pembelajaran adalah kemampuan. Yang dimaksudkan kemampuan disini adalah hasil belajar berupa perilaku yang dianalisis. Sasaran belajar yang dikemukakan Gagne sama dengan tujuan instruksional atau tujuan yang perumusannya memajukan tingkahlaku. Sasaran pembelajaran menurut Gagne mengacu pada hasil pembelajaran yang diharapkan, sebagai hasil pembelajaran yang diharapkan, berarti tujuan pembelajaran ditetapkan terlebih dahulu. Berikutnya semua upaya pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini.sasaran pembelajaran dubuat dengan jelas dan operasional. Sasaran-sasaran tersebut akan menjadi landasan dalam pembelajaran.
  Dalam pembelajaran menurut Gagne, anak dibimbing dengan hati-hati, dan ia dapat bekerja dengan materi terprogram atau program gur. Siswa harus dapt aktif dan tidak bisa pasif. Ia mengerjakan banyak hal, mulai dari mengerjakan latihan-latihan sampai ia memecahkan masalah tetapi seluruhnya ditentukan dengan program.
   Menurut Gagne, pemecahan masalah merupakan tipe belajr yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibanding dengan tipe belajar dimulai prasyarat yang sederhana, yang kemudian meningkat pada kemampuan kompleks. Gagasan Gagne mengenai rangkaian belajr cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika, sebab bila kita perhatikan konsep-konsep dalam matematika tersuusun secara hirarkis. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, untuk itu lebih baik jika rangkaian belajar itu dimulai dari prasyarat yang sederhana, kemudian menigkat pada kemampuan yang kompleks.
  Gagne mengemukakan bahwa transfer belajar akan terjadi apabila pengetahuan dan ketrampilan matematika yang telah dipelajari dan berkaitan dengan konsep dan prinsip, berhubungan langsung dengan permasalahan baru yang kita hadapi. Tetapi sebaliknya, apabila konteks yang baru tersebut membutuhkan suatu konsep dan prinsip yang berbeda dari kemampuan spesifik yang sudah dikuasai sebelumnya, maka transfer belajar tidak akan terjadi.

D.  Kejadian-kejadian Belajar
  Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act). Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa (yang belajar) atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa menunjukkkan suatu tindakan belajar menurut Gagne. Setiap fase diberi nama, dan di bawah masing-masing fase terlihat suatu kotak yang menunjukkan proses internal utama, yaitu kejadian belajar, yang berlangsuang selama fase itu. Kejadian-kejadian belajar tersebut antara lain:
1.    Fase motivasi
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar akan memperoleh hadiah.
2.    Fase pengenalan
Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian istruksional, jika belajar akan terjadi.
3.    Fase perolehan
Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima pelajaran.
4.    Fase retensi
Informasi yang baru diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
5.    Fase pemanggilan
Bagian penting dalam belajar adalah belajar memperoleh hubungan dengan apa yang telah kita pelajari, untuk memmanggil (recall) informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
6.    Fase generalisasi
Generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar.
7.    Fase penampilan
Para siswa harus memperlihatkan, bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak.
8.    Fase umpan balik
Para sisawa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka, yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini memberikan reinforsemen pada mereka untuk penampilan yang berhasil.

E.  Kejadian-kejadian Instruksional
 Berdasarkan analisisnya tentang kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan kejadian-kejadian instruksional. Menurut Gagne, bukan hanya guru yang dapat memberikan instruksi. Kejadian-kejadian belajarnya dapat juga diterapkan baik pada belajar penemuan, atau belajar di luar kelas, maupun belajr di dalam kelas. Tetapi kejadian-kejadian  instruksi  yang  dikemukankan Gagne ditunjukkan pada guru yang menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa-siswa. Kejadian-kejadian instruksi itu antara lain adalah:

1.    Mengaktifkan motivasi
Langkah pertama dalam suatu pelajaran ialah memotivasi para siswa untuk belajar, kerap klai ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran, dan dengan mengemukakan kegunaanya.
2.    Memberitahu tujuan-tujuan belajar
Kejadian instruksi kedua ini sangat erat hubungannya dengan kejadian instruksi pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberitahukan kepada mereka tentang mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari. Memberitahu siswa tentang tujuan-tujuan belajar juga menolong memusatkan perhatian para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran.
3.    Mengarahkan perhatian Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian. Yang satu berfungsi untuk membuat siswa siap menerima stimulus-stimulus. Dalam mengajar, perubahan stimulus secara tiba-tiba dapat mencapai maksud ini. Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif. Dengan cara ini siswa memilih informasi yang mana yang akan diteruskan ke memori jangka pendek.
4.    Merangsang ingatan
Pemberian kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka panjang, menurut Gagne merupakan bagian yang paling kritis dalam proses belajar. Guru dapat berusaha menolong siswa-siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. Cara menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan paa para siswa, yang merupakan suatu cara pengulangan.
5.    Menyediakan bimbingan belajar
Untuk memperlancar msuknya informasi ke memori jangka panjang, diperlukan bimbingan langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengaitkan informasi baru itu pada pengalaman siswa.
6.    Meningkatkan retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (jadi tidak dilupakan) dapat diusahakan oelh guru dan para siswa itu sendiri dengan cara sering mengulangi pelajaran itu.
7.    Melancarkan transfer belajar
Tujuan transfer belajar adalah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi baru. Ini berarti bahwa apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer belajar.
8.    Mengeluarkan penampilan / dan memberikan umpan balik
Hasil belajar perlu diperhatikan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu sendiri mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru tidak menggangu hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan kesempatan sedini mungkin pada siswa unutk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar